Pekanbaru-Annas Maamun dan Herman Abdullah disebut-sebut sebagai calon terkuat menggantikan Indra Mukhlis Adnan sebagai ketua DPD I Partai Golkar Riau. Sementara Yopi Arianto menyatakan siap bersaing. Dukungan kepada Herman Abdullah dan Annas Maamun salah satunya datang dari Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kepulauan Meranti, Musdar Mustafa. Dia terang-terangan menyebut nama dua tokoh senior Partai Golkar tersebut. "Kita menilai figur Herman Abdullah dan Annas Maamun sudah sangat populer," kata Ketua DPD Partai Golkar Kepulauan Meranti, Musdar Mustafa, kepada Haluan Riau, Rabu (17/10) di Selatpanjang.
Musdar beralasan Herman Abdulah sudah pernah menjabat Ketua Kosgoro pada beberapa periode sebelumnya dan ketika menjabat sebagai walikota Pekanbaru juga dikenal piawa. "Kemampuannya memimpin Partai Golkar Riau tidak perlu diragukan lagi. Kami yakin dengan berbagai pengalaman yang dimiliki akan membawa organisasi lebih maju," ujarnya.
"Begitu juga dengan Pak Annas Maamun yang juga sudah mapan di Partai Golkar yang menjabat di kepengurusan partai maupun di organisasi sayap partai semasa di Bengkalis," jelasnya.
Namun, kata Musdar lagi, sejauh ini pihaknya masih memantau perkembangan, terutama saat-saat menjelang pelaksanaan Musdalub nanti. "Golkar Meranti melihat dulu perkembangan untuk menentukan arah kebijakan politik,” sebut Musdar.
Pendapat Musdar ini searah dengan teropong pengamat politik Riau Indra Syafri. Menurutnya Bupati Rohil Annas Maamun dan mantan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah yang dulu kalah dalam pertarungan 'memperebutkan' kursi Ketua DPD Partai Golkar di Tembilahan, mempunyai peluang besar menjadi Ketua DPD Partai Golkar Riau pada Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub).
Kedua tokoh Partai Golkar ini juga berpeluang memperebutkan 'perahu' Partai Golkar pada Pilkada 2013 nanti. 'Tarik menarik dalam memperebutkan kursi Ketua Partai Golkar pada Musdalub ada hubungannya dengan pemilihan Gubernur Riau 2013 mendatang. Ketua DPD Partai Golkar punya peluang untuk dicalonkan sebagai Gubernur Riau," kata Indra Syafri S.Sos.
Usung Yopi
Sementara, Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Inhu Gatot Subroto kepada Haluan Riau, Rabu (17/10) mengatakan, sosok pemimpin Golkar kedepan harus berasal dari kader yang masih muda dan energik. Sebab semangat dan jiwa kepemimpinan dari kalangan muda akan mampu membawa perubahan besar terhadap partai Golkar di Riau.
“Sosok muda seperti Yopi Arianto yang meraih predikat sebagai Bupati termuda tahun 2010 lalu dinilai layak dan tetap menjadi leader di Golkar Riau,” katanya.
Menurut Gatot, kemampuan Yopi memimpin dapat dibuktikan langsung sekarang ini sebagai Bupati Inhu. Banyak perubahan besar di Inhu, baik dari sisi pemerintahan yang sudah tertib administrasi hingga memperoleh penilaian baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun terobosan yang luar biasa dari ibu kota kabupaten sampai ke tingkat pedesaan. “Ini tidak terlepas dari semangat muda sosok pemimpin, tongkat estafet Golkar Riau harus diserahkan kepada genarasi muda,” ujarnya.
Ditempat terpisah, wanita Kader Golkar Inhu, Wisma Happy, yang juga anggota DPRD Inhu berpendapat senada. “Sosok muda yang saya nilai tepat memimpin Golkar Riau adalah Yopi Arianto. Jika dipimpin Yopi, maka akan terjadi perubahan besar terhadap Golkar untuk 5 tahun kedepan,” ucapnya.
Tidak Ada Kubu
Sementara itu Ketua DPD II Partai Golkar Inhu, Yopi Arianto, membantah ada isu pengkubuan di Partai Golkar Riau. Isu yang berkembang bahwa dalam tubuh Golkar Riau sudah tercipta berbagai kubu dalam pelaksanaan Musdalub Golkar Riau, diantara kubu Herman Abdullah dan Annas Maamun. Selain itu ada juga isu kubu yang menginginkan tampuk pimpinan Partai Golkar Riau kembali ke Rusli Zainal.
“Selagi mereka semua maju untuk kemajuan Golkar, saya siap mendukung siapapun itu. Kalau perlu saya yang langsung ikut menjadi calon ketua, karena semua kader berhak, selama komit untuk kemajuan partai kedepan, tegasnya lagi.
Dikatakannya, baik Herman ataupun Anas, mereka tidak ada apa-apanya, ataupun Rusli Zainal sekalipun, jika tidak bisa mengambil hati rakyat, maka percuma saja mereka menjadi pimpinan partai Golkar.
Menurut Yopi, seharusnya pada tubuh beringin ini jangan ada perpecahan, yang utama adalah bagaimana menarik hati rakyat dan bagaimana Golkar ini makin dewasa dalam berpolitik, apalagi dalam situasi saat ini, dimana suara rakyat adalah yang utama. “Riau menghadapi Pilgubri 2013 dan Pemilu 2014, serta Pilpres. Golkar Riau harus mampu mengambil hati rakyat," ujarnya.
Dia menegaskan siap tampil di depan membela rakyat dan memajukan Riau. “Jangankan di amanahkan memimpin Golkar, jika rakyat meminta memimpin Riau, saya siap,” kata Yopi
Belum Ada Nama
Sementara itu Ketua DPD II Partai Golkar Rohul Suparman mengaku sampai saat ini belum ada nama calon ketua DPD Partai Golkar. Namun, Suparman menyebutkan Golkar masih membuka diri kepada kader-kader meski selama ini beberapa kader telah loncat pagar.
"Kita dalam masa konsolidasi, belum ada nama calon ketua. Kita masih membuka diri kepada kader-kader meski mereka telah loncat pagar," kata Suparman dihubungi Haluan Riau via ponselnya, Rabu (17/10).
Menurut Suparman untuk calon ketua, mereka tidak bisa menunjuk begitu saja. Pemilihan ketua ini diharapkan dengan asas musyawarah. Kader-kader senior yang selama ini telah berkecimpung kembali akan dilibatkan dalam musyawarah ini, bersama-sama membesarkan Partai Golkar agar disenangi masyarakat. "Kita dalam memilih ketua lebih ke asas musyawarah. Saat ini sambil berjalan kita mempersiapkan langkah-langkah untuk menuju Musdalub," bebernya.
Membesarkan Partai
Ketua DPD II Partai Golkar Pelalawan HM Harris mengaku Musdalub yang diusung untuk kepentingan membesarkan Partai Golkar. Pasalnya, selama partai Golkar Riau dibawah kepemimpinan Indra Mukhlis Adnan tidak terlihat kinerjanya untuk berusaha membesarkan partai Golkar di Riau sebelum ini.
”Hasil eveluasi dilakukan sejumlah pengurus DPD II kesalahan fatal yang dilakukan Ketua Partai Golkar Riau yang dinonaktifkan pada kinerjanya mengembangkan dan membesarkan Partai Golkar di Riau. Sebagai bukti tidak adanya kinerja membesarkan partai dilihat setiap rapat-rapat partai tidak pernah melibatkan para pengurus DPD II," jelasnya.
Dikatakannya selama ini tidak adanya koordinasi dilakukannya pada para pengrus partai kabupaten/kota dalam rangka membesarkan partai pohon beringin itu. Dengan kinerjanya selama memimpin golkar Riau tidak tampak kemajuan untuk mengembangkan dan membesarkan partai. Ini sudah bisa menjadi alasan kuat untuk dilakukan Musdalub.
Selain itu partai juga mencari figur pemimpin untuk kepentingan Pilgubri 2013 dan persiapan Pemilu Legistaif 2014 yang diiringi dengan Pilpres.
”Kalau pihak DPP meragukan alasan pengurus DPD II, maka bisa melakukan investigasi langsung supaya tahu betul apa sebenarnya menjadi alasan Musdalub tersebut. Kami desak Musdalub bukan rekayasa untuk kepentingan pribadi, tapi kepentingan membesarkan partai Golkar di Riau," tugas Harris.
Wait and See
Lain lagi dengan sikap DPD II PG Dumai. "Golkar Dumai masih wait and see terhadap dinamika perkembangan partai jelang Musdalub nanti. Secara internal kita belum membahas dan melakukan persiapan," kata Zulkifli Ahad, saat dihubungi Haluan Riau.
Dia mengatakan, terjadinya pergantian pucuk pimpinan di tingkat DPD I Provinsi Riau partai berlambang pohon beringin ini berdasarkan faktor politik dan hukum.
Politik yang dimaksud ialah, dorongan politik sejumlah pengurus di daerah kabupaten/kota agar segera dilakukan musdalub. Sedangkan secara hukum, putusan terakhir tetap di tangan pimpinan pusat partai berdasarkan aturan organisasi.
"Adanya musdalub ini tentu sudah melalui mekanisme, dan Dumai merasa tidak perlu melakukan bentuk dukungan, karena kita mengikuti arah perkembangan saja," jelasnya.
Menanggapi kemunculan dua kandidat kuat calon ketua DPD I Golkar Riau, yaitu Herman Abdullah dan Annas Mamun, ia menyatakan, dua nama tersebut merupakan bagian dari keluarga besar partai dan kader terbaik Golkar bersama sejumlah nama lainnya.
Diantara sejumlah nama itu, yakni Syamsurizal, M Harris, Septina Rusli Zainal dan lain sebagainya.
"Kita prinsipnya belum menentukan arah dukungan, karena masih wait and see. Nama-nama yang menguat sekarang ini semuanya berpeluang besar karena selain kader terbaik, juga memiliki kapasitas dan pengalaman di organisasi," jelasnya.
Inhil Menolak
Sedangkan DPD II PG Indragiri Hilir tetap menolak pelaksanaan Musdalub. Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Inhil, H Raus Walid menyatakan, Musdalub itu tidak sesuai dengan AD/ART.
“Semua alasan yang ditujukan untuk menurunkan Indra M Adnan sebagai Ketua DPD I Golkar Riau adalah tidak tepat dan tidak benar, sehingga Golkar Inhil pada prinsipnya tidak setuju dan tidak mendukung terlaksananya musdalub partai ini, karena akan memperkecil kredibilitas partai, terutama menjelang Pemilu tahun depan,” tutur H Raus Walid, yang juga Ketua DPRD Inhil, di Tembilahan, Rabu (17/10).
Dijelaskannya, pihaknya selama ini tidak pernah dan tidak tahu dengan rencana yang dibuat beberapa golongan di tubuh Partai Golkar Riau untuk melakukan Musdalub dan juga tidak pernah diajak untuk membicarakan hal tersebut.
“Kondisi ini jelas akan sangat merugikan partai. Untuk itu, jika pun kami diajak untuk membicarakan rencana Musdalub ini, kami akan menolak karena alasan di atas tadi, karena yang lebih penting dilakukan saat ini adalah memperkuat konsolidasi partai jelang perhelatan besar tahun depan,” terangnya.
Namun, jika Musdalub tetap terjadi, maka pihaknya masih akan membicarakan di tingkat pengurus tentang tindakan apa yang akan diambil, termasuk juga jika terjadi pergantian ketua DPD I Partai berlambang pohon beringin ini.
“Jika terjadi juga musdalub, langkah selanjutnya masih akan kami musyawarahkan ditingkat pengurus DPD II Inhil. Namun, pada intinya kami ingin partai ini semakin besar, terutama jelang tahun depan. Sebab, dengan kondisi ini jelas tidak baik bagi nama dan kredibilitas partai,” imbuhnya. (zal/eka/rez/zak/hem/jum/war)
Next > |
---|