Haluan Riau

Sunday, Feb 16th

Last update11:53:25 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

Profesi seorang guru, sesungguhnya mulia. Guru berperan dominan menelorkan generasi muda cerdas dan beretika baik. Guru yang menjadi penerang dikala kelam menggoda. Namun, ironinya ketika ulah dan perilaku oknum tenaga pendidik itu berseberangan dengan profesi semisal kesantunan dan etika. Saat mengikuti seminar sehari sempena rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) Ke-68 dan Hari Guru Nasional (HGN) Kabupaten Pelalawan, yang dipusatkan di gedung olahraga Tengku Said Jaafar, kompleks Kantor Camat Pangkalan Kuras, Sabtu (23/11), tersaji perilaku tak terpuji itu.
Seminar sehari bertajuk, mewujudkan guru inspiratif dan penegakan kode etik untuk penguatan implementasi kurikulum 2013, sejumlah guru tak serius mengikuti acara yang luar biasa tersebut. Seminar yang dihadiri para pakar pendidikan lokal dan sejumlah profesor dari Provinsi Sumatera Barat, Ketua PGRI Provinsi Riau, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, seakan tak digubris.
Selain enggan mengikuti kegiatan dengan alasan tak mau membayar Rp80 ribu, mereka yang hadir lebih asik gentayangan di kota Sorek Satu dengan berseragam PGRI. Adapula asyik bergosip ditingkah tawa berderai. Di bagian lain, malah memilih pulang lebih awal saat seminar berlangsung.
"Sangat geram melihat para guru yang bertingkah tak layak itu. Mestinya mereka harus sadar, selain menjadi panutan, guru adalah aset bangsa yang tak ternilai. Karena bisa membentuk manusia menjadi cerdas. Tapi pada kegiatan ini, miris melihat para guru yang tak beretika itu. Lebih baik tak usah menjadi guru, jika amanah diberikan tak mampu dijaga," ujar salah seorang Kepala Sekolah asal Sorek Satu, yang tak mau dituliskan nama.
Agak riskan memang, disaat pemerintah tengah getolnya menaikkan kesejahteraan para tenaga didik. Dari peningkatan penghasilan hingga tunjangan.  "Kita sangat menyayangkan jika demikian sikap para guru di Pelalawan ini ketika seminar berlangsung. Mestinya, melalui seminar ini banyak ilmu yang didapat. Karena, para nara sumber itu merupakan pakar yang telah kenyang makan asam garam dunia pendidikan, ilmu yang mahal itulah yang sedang diberikan kepada guru-guru sebagai bekal mendidik generasi muda di bangku sekolah. Fenomena perangai para guru ini, tentunya menjadi catatan pihak Disdik dan akan dilakukan evaluasi," ungkap MD Rizal, Kadisdik Pelalawan.
"Kami meminta kepada Kadisdik Pelalawan sebagai pemegang kebijakan penuh soal pendidikan di Pelalawan ini, agar diberikan sangsi kepada guru yang tidak mau mengikuti kegiatan seminar ini, perbuatan sejumlah guru itu, tentunya menimbulkan imej jelek dimata publik, bahkan menjadi potret buram terhadap dunia pendidikan kita. Begitu juga, banyak guru yang berstatus PNS memilih menolak mengikuti kegiatan PGRI, tentunya bisa menjadi bahan pertimbangan Kadisdik untuk di evaluasi. Untuk guru yang masih berkutat honorer, mestinya diperhatikan, karena mereka sangat antusias mengikuti kegiatan HUT PGRI ini. Suatu keharusan seorang guru harus bersikap profesional, karena mereka berperan memberikan ilmu kepada murid-murid di bangku sekolah. Jika perangai para guru itu bobrok, tentunya kehancuran generasi muda diambang mata," ujar sang Kepsek lagi.
"Uang Rp80 ribu enggan dibayar mereka yang berstatus PNS dan sudah sertifikasi pula. Guru berperilaku demikian di evaluasi dan dipertanyakan, patutkah mereka mendidik?" celetuk sejumlah guru lagi yang menolak dituliskan namanya.(zola)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh