Haluan Riau

Friday, Jun 28th

Last update08:32:09 PM GMT

You are here: NEWS UTAMA Belum Pengaruhi Kabut Asap

Belum Pengaruhi Kabut Asap

PEKANBARU-Hingga Minggu (23/6) kemarin, parahnya kabut asap yang menyelimuti Provinsi Riau, belum kunjung berubah. Meski upaya pembuatan hujan buatan di Dumai pada akhir pekan kemarin membuahkan hasil, namun hal itu belum mempengaruhi kondisi cuaca di Riau secara keseluruhan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mencatat, titik api di seluruh Provinsi Riau terus mengalami peningkatan menjadi 159 titik. Selain itu, suhu udara ekstrem di atas 36 derajat celcius, masih terus berlanjut hingga kini.  
Menurut analis BMKG Pekanbaru, Warih Budi Lestari, terhitung Minggu (23/6) pukul 16.00 WIB sore, suhu udara di Pekanbaru mencapai angka 37 derajat celcius.
"Ini merupakan suhu ekstrem tertinggi yang terjadi di Pekanbaru. Padahal jika dibandingkan sebelumnya, Jumat (21/6) suhu Pekanbaru masih berkisar 35 derajat celcius dan Sabtu (22/6) 35,8 derajat celcius," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya memprakirakan peluang hujan di Riau masih nihil.

Disinggung mengenai keberadaan badai tropis LEEPI yang berada di sebelah timur Philipina, ia mengaku badai itupun saat ini masih ada. Diperkirakan, Senin (24/6) malam, badai LEEPI tersebut baru mulai bergerak memasuki daratan Vietnam.

Jika LEEPI sudah memasuki daratan Vietnam, maka cuaca di Provinsi Riau diprakirakan menjadi sedikit lebih baik dibandingkan saat ini.

"Artinya cuaca di Riau tidak akan seekstrem seperti sekarang ini. Tarikan massa udara di Riau juga tidak akan terlalu kuat lagi ke pusat gangguan tropis," paparnya.

Dengan begitu, tambahnya, pembentukan awan hujan bisa muncul kembali dan awan tersebut nantinya juga tidak terlalu kering lagi. "Namun belum tentu hujan. Dengan catatan tidak ada badai tropis lain yang tumbuh," bebernya.


Hujan 30 Menit
Sementara itu, langkah Badan Penanggulangan Nasional Bencana bersama tim Satuan Tugas Bencana Asap Riau, menciptakan hujan buatan, langsung membuahkan hasil. Dalam ujicoba pertama yang digelar akhir pekan kemarin, hujan sempat mengguyur Kota Dumai selama 30 menit. Hujan turun sejak pukukl 06.00 WIB.


"Operasi hari pertama berhasil, hujan turun selama 30 menit di Dumai," jelas Danrem 031 Wirabima Riau, Brigjen Teguh Rahardjo, ketika dikonfirmasi Minggu kemarin.

Menurutnya, operasi hari pertama berjalan lancar. Gumpalan awan di Dumai mudah ditemukan. Hal itu itu mempermudah kinerja tim untuk penyemaian garam untuk proses pembuatan hujan. Menurut rencana, hari ini tim akan mencoba membuat hujan buatan di wilayah Bengkalis dan Rokan Hilir.

Selain hujan buatan, tim juga menjatuh bom air dengan menggunakan pesawat Cassa. Untuk hari pertama operasi, bom hujan masih terkonsentrasi di wilayah Dumai. Sedangkan jangkauan bom air mencapai 100 kilometer persegi.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Heru Widodo mengatakan, hujan di wilayah Dumai merupakan awal baik untuk hari berikutnya. 

Dijelaskannya, kondisi titik api terparah terdapat di wilyah Rokan Hilir. Namun penyemaian garam hujan buatan dilakukan di wilayah Dumai karena wilayah ini sangat mudah ditemukan gumpalan awan. Hal itu mengingat di wilayah yang memiliki titik api, dapat dipastikan tidak memiliki awan di atasnya.
"Kami optimalkan awan-awan di sekitar titik api," ujarnya.

Kemunculan hujan di wilayah Dumai bakal mempengaruhi tumbuhnya awan di wilayah lain. Hujan juga mengurangi asap sehingga memudahkan pemantauan titik api. "Wilayah awan yang sudah hujan bakal mempengaruhi dinamika cuaca di seluruh wilayah Riau," ujarnya.

Namun Heru tidak bisa memastikan jumlah titik api di wilayah Riau. Alasannya titik api sangat fluktuatif. Satelit NOAA hanya bisa memantau titik api yang besar saja. Sementara titik api yang kecil tidak terpantau karena tertutup asap.

159 Titik

Sementara itu, terkait kemunculan hotspot, berdasarkan pantauan satelit NOAA BMKG Pekanbaru, terdapat 227 titik panas yang terdeteksi di seluruh Sumatera. Lagi-lagi jumlah titik panas terbanyak berada di Provinsi Riau yang totalnya mencapai 159 titik. Warih menyebutkan, 159 titik panas tersebut yaitu 41 titik di Rokan Hilir, 8 titik di Rohul, Dumai 7, Bengkalis 11, Meranti 1, Siak 22, Pekanbaru 1. Kemudian, Kampar 9, Pelalawan 35, Inhu 8, Inhil 5 dan Kuantan Singingi 11. Sedangka untuk hotspot lain di wilayah Sumatera, yakni Aceh 3 titik, Sumut 12, Sumbar 21, Jambi 11, Sumsel 15 dan Bengkulu 6 titik panas. (bbs, sar, mel)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh