SIAK-Harga tandan buah segar kelapa sawit di Kecamatan Sungai Apit mulai merangkak naik. Dari sebelumnya Rp500 per kilogram, kini Rp700 sampai Rp800 per kilogram. Dengan itu petani sawit sedikit merasa lega dan bisa kembali 'bernapas'. Hal ini sebagaimana disampaikan Andi, seorang petani kelapa sawit, warga Sungai Apit, Kamis (1/11), di kediamannya. “sebulan yang lalu harga sawit sangat miris sekali, 300 sampai 500 rupiah per kilo. Tentu saja anjloknya harga sawit ini berdampak kepada perekonomiaan kita. Alhamdulillah, sekarang harga TBS mulai merangkak naik. Setidaknya bisa mencukupi kebutuhan di dapur kami,” ujar Andi.
Andi mengaku, dengan harga sawit seperti sekarang, penghasilannya bisa mencapai Rp1,6 juta sebulan. Itu sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, sekaligus untuk biaya perawatan kebun kelapa sawit. "Saat ini, kita memiliki lahan satu haktar. Dengan harga sawit 800 rupiah per kilo, total penghasilan yang kita dapatkan bisa mencapai 1,6 juta rupiah per bulan. Tentu saja, hal ini bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga serta untuk membeli pupuk sawit," ungkap Andi.
Ditambahkan Andi, kebun sawit adalah satu-satunya sumber mata pencarian masyarakat di daerahnya. Apabila harga sawit anjlok, masyarakat akan kesulitan mendapatkan nafkah. “Kami berharap kepada pemerintah untuk terus memantau harga sawit ini, mulai dari tingkat petani bahkan ke pabrik dan para pengecer,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengumpul buah sawit, Fahmi, warga Sungai Apit, mengungkapkan bahwa naik turunnya harga sawit ini merupakan kebijakan pabrik. Namun, saat ini harga sawit sudah mulai naik dan cukup membantu para pentani. (mg4)
Next > |
---|