RANGSANGBARAT-Camat Rangsang Barat, Joko Surianto Selamat, mengatakan, untuk mengembangkan usaha pertanian tanaman padi di Rangsang Barat, harus didukung oleh keberadaan pintu air atau pintu klep. Tanpa memiliki pintu klep atau pintu air yang bisa mengatur volume air masuk dan keluar ke areal persawahan, maka usaha pertanian akan terus mengalami kegagalan.
"Intrusi air laut yang masuk ke kawasan pertanian lahan sawahtadah hujan itu cukup deras. Terutama pada musim-musim tertentu. Sehingga ketika tanaman padi terendam air asin maka tak lama kemudian tanam itu akan menguning selanjutnya mati suri," ujar Surianto, baru-baru ini.
Tanaman padi itu lanjutnya, tidak tahan dengan rendaman air asin dalam jangka waktu lama. "Kalau hanya sebentar mungkin bisa bertahan hidup, namun tetap memiliki resiko kurangnya hasil panen. Apalagi saat umur tanaman masih muda, rendaman air asin akan mematikan tanaman padi itu," ujarnya.
Sehingga pihaknya berpendapat jika ingin mengembangkan tanaman padi di Rangsang Barat, maka yang harus dipikirkan juga adalah masalah pintu air dan salurannya tetap terjamin tidak rusak.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Mekar Baru, Nurdin, kepada wartawan. Seperti yang terjadi di wilayah Desa Melai, Kecamatan Rangsang Barat. Dimana kondisi pintu air yang terletak di Sungai Melai sejak lama tidak berfungsi. Sehingga air pasang dari Selat Malaka tidak bisa dihempang, mengakibatkan ratusan masuk.
Akibatnya, setiap pasang besar, air laut masuk ke lahan pertanian dan mengancam panen warga. "Pintu air itulah inti penyebab terendamnya ladang warga. Sebab pintu air itu dibangun pada zaman Bengkalis. Namun belum sempat dipakai, pintu itu sudah ambruk duluan.
Sementara sungai Melai sendiri merupakan sungai yang mengalirkan air pasang dari Selat Malaka hingga ke anak-anak sungai yang berada di beberapa desa lain di Kecamatan Rangsang Barat," ujarnya.
Kalau air pasang bisa dibendung di sini, mernurutnya, maka pasti lahan pertanian yang ada di desa-desa yang ada tidak terendam dan menyebabkan gagal panen seperti tahun sebelumnya.
Hal ini juga menurut kades, sudah dilaporkan ke Pemkab Kepulauan Meranti, melalu Dinas Pekerjaan Umum. Tapi jawaban yang didapatkan mengatakan biaya pembangunannya cukup besar dan butuh sharingbidged dengan Pemrov Riau.
Selain itu, juga masih terdapat beberapa pintu air berukuran kecil yang berada di anak-anak sungai dalam juga kondisi rusak. Akibatnya, ratusan hektare ladang padi warga yang berada di tepi jalan poros menuju Desa Melai dan Mekar Baru, terlihat menguning akibat rendam air laut itu. "Kondisi itu jelas akan mengancam gagal panen lagi," ungkapnya.

Next > |
---|