TELUK KUANTAN- Senyum Bupati Kuansing Sukarmis dan Kasubid Perikanan Umum, Surapto serta sejumlah pejabat yang ikut menyaksikan penebaran 55 ribu benih ikan didanau Kebun Nopi, desa Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik, terlihat sumbringah, Kamis (27/9). Padahal tanpa disadari, dibalik senyum itu tersimpan masalah besar yang mengancam kepunahan habitat ikan sungai akibat maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin yang semakin tak terkendali. Aktivitas PETI yang seolah-olah dibiarkan pemerintah ini, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup besar dimana daerah aliran sungai kuantan dan sungai kecil di Kuansing saat ini tidak lagi beraturan, sehingga kondisi air dengan tingkat kekeruhannya sangat tinggi telah melampaui ambang batas.
Kondisi ini juga menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat meupun habitat yang ada didalamnya. Termasuk 55 ribu bibit ikan yang baru saja dilakukan penebaran oleh Bupati. Melihat kondisi air saat ini, habitat ikan disungai diperkirakan telah jauh berkurang akibat ketidakmampuan pemerintah dan aparat penegak hukum dalam melakukan penertiban PETI.
Program penebaran benih ikan (Restocking) yang dilakukan pemerintah tentu menimbulkan keraguan akan punahnya habitat ikan sungai yang saat ini telah jauh berkurang, bahkan ikan melalui restocking ini tentu tidak selezat ikan yang ada di sungai, sebab telah terkontaminasi dengan limbah.
Kepala Dinas Perikanan Kuansing, Emerson mengatakan, pembangunan didunia perikanan saat ini kita dihadapkan pada penurunan mutu lingkungan, dengan terjadinya penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, penangkapan ikan secara ekploitasi, dan pencemaran lingkungan akibat maraknya aktivitas PETI. Apabila tidak dilakukan langkah antisipasi, maka akan terjadi penurunan ikan secara terus-menerus dan mengancam punahnya ikan yang ada disungai.
Untuk mengantisipasi masalah itu, Diskan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan rasionalisasi penangkapan ikan, peningkatan pembinaan petani ikan, pembentukan pembinaan kelompok masyarakat pengawas (Pokwamas) yang bertugas mengawasi populasi ikan yang telah di restocking.
"Pokwamas ini telah terbentuk di 8 Kecamatan yang terdiri dari 10 kelompok bertugas mengwasi lokasi tempat restocking yang terdiri dari berbagai seksi,"kata Emerson.
Kepala Bidang Perikanan Perairan Umum Kuansing, Fadli Komara mengakui akibat maraknya aktivitas PETI bisa mengancam habitat ikan sungai yang saat ini telah jauh berkurang.
Kondisi ini disebabkan ikan sungai tidak bisa lagi berkembang biak akibat tingginya tingkat kekeruhan air yang tercemar oleh PETI."Kalau tidak secepatnya diantisipasi bisa saja ikan yang ada disungai akan punah, karena kesulitan berkembangbiak,"ungkapnya.
Akibat PETI, lanjutnya, juga terjadi kerusakan lingkungan yang cukup besar dan hancurnya kearifan lokal yakni lingkungan, karena air tidak lagi jernih dan ikan makin jauh berkurang. Menurut Fadli, terancamnya populasi ikan dialiran sungai kuantan dan sungai lainnya di Kuansing disebabkan karena biota di sungai sebagai salah satu sumber makanan ikan banyak yang mati dan rusak. Untuk mempertahankan populasi ikan harus ada perhatian dari semua pihak, baik penambangan maupun dinas terkait. Jika tidak, populasi ikan di aliran sungai kuantan dan sungai lainnya di Kuansing akan terancam punah.ROBI SUSANTO
Next > |
---|