Haluan Riau

Tuesday, Jan 21st

Last update02:26:13 AM GMT

YOU ARE HERE BISNIS RIAU BISNIS Pekanbaru Masih Prioritas Ciputra

Pekanbaru Masih Prioritas Ciputra

PEKANBARU (HR)-Perubahan orientasi dan tren pembangunan sektor properti yang tidak lagi terkonsentrasi di Pulau Jawa, membuat beberapa pengembang mencari peluang di daerah. Kondisi pasar yang tidak seimbang, dalam arti kebutuhan lebih tinggi ketimbang pasokan, juga menjadi motif utama para pengembang melirik kota-kota lapis kedua dan ketiga. Ciputra Group menyadari bahwa kans yang ditawarkan daerah ternyata tak kalah menjanjikan dibandingkan Pulau Jawa. Menurut Direktur PT Ciputra Development Tbk, Tulus Santoso, kota-kota lapis kedua dan ketiga punya potensi bagus untuk digarap lebih jauh. Sebut saja, Manado. Di kota ini Ciputra menggarap Citraland Manado yang tahun lalu berkontribusi senilai Rp 200 miliar terhadap total pendapatan perseroan.
"Populasi terus bertumbuh yang tentu saja berdampak pada meningkatnya kebutuhan hunian. Demikian juga economic growth yang menunjang kebutuhan, sehingga daya beli masyarakat daerah juga secara otomatis menanjak," papar Tulus.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini, lanjut Tulus, yang diprediksi para analis dapat menembus angka 6 persen, semakin membuat kadar optimisme Ciputra Group bertambah.
"Tahun 2013 saja yang pertumbuhan ekonominya hanya 5,4 persen kami bisa mencetak keuntungan besar, harusnya tahun ini bakal tumbuh lebih besar lagi. Kami optimistis dapat melampaui realisasi perolehan pendapatan, minimal mengulangi prestasi tahun lalu," cetus Tulus.
Oleh karena itu, Ciputra percaya diri melepas proyek baru di enam kota di seluruh Indonesia. Enam kota lapis kedua dan ketiga tersebut adalah Samarinda (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), Pekanbaru (Riau), Gorontalo, dan Palu (Sulawesi Tengah).
Proyek baru tersebut seluruhnya merupakan perumahan dengan luas area sekitar 40 hektar hingga 400 hektar. Pembangunan akan dimulai pada kuartal kedua tahun ini.
"Kami telah menyiapkan dana investasi untuk memulai pembangunan infrastruktur dan konstruksi awal perumahan sekitar Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar per proyek," imbuh Tulus.(hrc/yki)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh