JAKARTA-Melambungnya harga bawang dalam dua pekan terakhir ini, ditenggarai permainan mafia pangan. Bila dibiarkan, dikhawatirkan kondisi serupa akan merembes pada sektor lain seperti beras dan kedelai. Menyikapi hal itu, Komisi IV DPR RI berencana membuat Panitia Khusus Pangan.
"Kami di Komisi IV sudah minta kasus ini dipansuskan, lintas sektoral," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, Kamis (21/3).
Dikatakan, pihaknya segera mengundang seluruh pihak yang bertanggung jawab atas kebijakan impor bawang itu. Langkah ini dinilai perlu untuk mengantisipasi terjadinya kasus serupa pada komoditi lain, seperti kedelai dan beras.
"Ini komoditi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebentar lagi terjadi juga pada kedelai dan beras," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Rhomahurmuzy dalam diskusi
Harga bertema ‘Harga Bawang Meroket, Di mana Peran Negara’ di ruangan wartawan DPR menyebutkan, meroketnya harga bawang tersebut terkait dengan kebijakan Menteri Pertanian yang memperbanyak pengeluaran izin importir dari 21 menjadi 131 importir.
“Banyaknya importir ini justru makin memperumit impor bawang dan distribusinya ke tengah masyarakat. Banyaknya surat menteri itu justru melanggar UU dan Permentan sendiri. Padahal, sebelum ada aturan Mentan impor bawang dan holtikutura lainnya berjalan normal, sebaliknya setelah adanya aturan RIPH (Rekomendasi Impor Produk Holtikultura) dan SPI (Surat Perizininan Impor) malah makin semrawut,” kata Rhomahurmuzy.
Rhomy mempertanyakan, kenapa 21 importir lama yang siap dengan distribisi alokasi impornya kecil, tapi 131 importir baru dengan RIPH yang dibuat malah alokasinya besar. “Jadi kemungkinan ada masa kekosongan tak diterbitkannya RIPH atau sengaja RIPH-nya diperlambat agar terjual terlebih dulu ke importir,” tambah Rhomy.
Pihaknya mendesak Mentan Siswono mempercepat pengeluaran RIPH tersebut agar tak ada masalah dengan impor. Terkait itu, Komisi IV DPR akan Raker dengan Mentan Siswono pada Selasa (26/3) pekan depan untuk memperjelas masalah impor bawang dan juga daging serta holtikultura lainnya, agar tidak merugikan rakyat.
Berbagai Negara Peneliti LIPI Dhany Agung yang juga sebagai pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, impor bawang itu bukan saja dari Cina, tapi juga dari Belanda, Perancis, dan India.
“Jadi, surat dan peraturan menteri itu menimbulkan pertentangan dengan melonjaknya harga bawang. Jadi memang harus ada proteksi atau perlindungan untuk ketahanan pangan di negeri ini dengan peningkatan produksi, keseimbangan harga dengan barang impor, insentif petani atau bisa melibatkan Perum Bulog,” katanya.
Diamankan Sementara itu dari Bengkalis, petugas Bea Cukai Tipe Pratama Bengkalis mengamankan 11,5 ton bawang merah, yang diduga akan diselundupkan ke Riau.
Bawang merah tersebut diamankan saat berada di perairan Sungai Liong, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Rabu (20/3) dinihari. Bawang merah tersebut dibawa dari Batu Pahat, Malaysia.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Tipe Pratama Bengkalis, Nur Hasan As’ari melalui Kepala Sub Seksi Pencegahan dan Penindakan, H Dahwir, ketika dihubungi Kamis (21/3) malam, membenarkan adanya penangkapan bawang merah tersebut.
Dijelaskan Dahwir, barang merah tersebut diamankan dari KM Berkat Kembali yang bermuatan bawang merah sebanyak 1.170 karung, masing-masing karung berisi 9,5 kilogram. Jika dijumlahlah bawang yang berhasil ditangkap sekitar 11.115 kg atau 11,115 ton.
“Sekarang barang bukti berupa bawang merah, kapal dan anak buah kapal (ABK) sudah kita serahkan kepada Balai Karantina. Mereka dinilai melanggar Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Karantina Ikan dan Karantina Tumbuhan," terangnya.
Penangkapan ini berawal dari adanya laporan dari masyarakat. Atas dasar informasi itu, petugas BC melakukan patroli dan berhasil menangkap KM Berkat Kembali yang bermuatan bawan merah dari Malaysia.
Berdasarkan pengakuan ABK, bawang merah tersebut seyogyanya akan dibongkar di Bengkalis melalui Sungai Liong. Namun ketika kapal memasuki perairan Sungai Liong, keburu ditangkap petugas BC yang melakukan patroli rutin.
Menurut pengakuan ABK lagi, mereka sudah dua kali mengangkut bawang merah dari Malaysia tujuan Bengkalis. (syam/man)

Next > |
---|