Haluan Riau

Friday, Mar 22nd

Last update08:18:09 PM GMT

You are here: DAERAH KUANTAN SINGINGI Sungai Kuantan Positif Tercemar Logam Berat

Sungai Kuantan Positif Tercemar Logam Berat

TELUK KUANTAN-Dinas Kesehatan Kuantan Singingi mengumumkan hasil laboratorium sampel air Sungai Kuantan dan menyatakan sungai tersebut positif tercemar logam berat. Kadar air raksa yang ditemukan sudah di atas ambang batas dan sudah parah.

Kepala Dinas Kesehatan Kuansing, Reza Tjahyadi, Kamis (14/3), mengatakan air Sungai Kuantan dari hasil tes labor positif tercemar air raksa atau logam berat. Maraknya aktivitas PETI sebagai salah satu penyebab. Pelaku menggunakan air raksa saat pencucian emas.
Pencemaran akan berdampak buruk bagi ekosistem sungai dan terhadap ikan-ikan bisa mengandung logam berat dan merusak kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Semakin banyak sedimen air sungai dan kekeruhan menyebabkan oksigen berkurang, ditambah masuknya logam berat.
Dampak air raksa akan dirasakan masyarakat 5 atau 10 tahun mendatang, akibat air raksa terjadi kerusakan pada ginjal manusia, lever, iritasi kulit. Kemudian berdampak pada ibu hamil dengan melahirkan anak cacat. Dalam masalah ini Diskes sudah melaporkan ke Bupati.
Tercemarnya Sungai Kuantan akan menimbulkan dampak negatif. Tingkat keracunan lebih lanjut menimbulkan gejala pada susunan saraf pusat seperti kelainan kepribadian, pikun, insomnia. Pencemaran air raksa apabila dikonsumsi menyebabkan kerusakan ginjal dan cacat bawaan dalam janin.
Tindak Tegas
Tokoh masyarakat Kuansing, Mardianto Manan, Kamis (14/3) mendesak pemerintah dan Kepolisian segera bertindak tegas, karena pencemaran ini sama dengan menghancurkan masyarakat Kuansing tujuh keturunan. "Kita mendesak agar pemerintah dan Kepolisian bertindak tegas, cari siapa dalangnya," tegas Mardianto.
Dirinya meminta langkah tegas dan jangan dibiarkan berlama-lama. Karena Kuansing berada di tepi sungai dan nama Kuansing berasal dari nama sungai. Kalau dibiarkan akan merusak generasi, sebab air raksa sangat membahayakan masyarakat.
Sementara, Direktur Walhi Riau, Hariansyah Usman, ditempat terpisah sangat menyayangkan hal ini terjadi. Karena sudah lama Walhi mengingatkan agar aktivitas PETI ditertibkan, namun lamban dilakukan penertiban dan akhirnya Sungai Kuantan positif tercemar.
Kemudian, dari hasil penelitian, berharap segera ditindaklanjuti. Jangan sampai muncul korban karena air Sungai Kuantan sangat dibutuhkan masyarakat.
"Pastinya kita menyesalkan pemerintah lambat melakukan antisipasi, ini harus ada langkah cepat. Jangan sampai muncul korban, meskipun dampak air raksa dirasakan masyarakat cukup lama,"katanya. (adv/humas)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh