Haluan Riau

Saturday, Oct 05th

Last update07:39:55 PM GMT

You are here: FOKUS Mencari Pengisi Kursi Kosong

Mencari Pengisi Kursi Kosong

Memasuki medio 1  Juni 2013 ini,  tiga purnama  pun  berlari tanpa permisi atas kekosongan  jabatan di sekretaris daerah Provinsi  Riau. Sedangkan,  posisi demikian  bisa jadi adalah menara tertinggi di bawah gubernur.  Artinya, tugas dan fungsi yang dimainkan sangat erat dengan kelangsungan roda pembangunan. Nah, posisi itulah yang kini tiada orangnya.

Jabatan Sekdaprov Riau kosong sejak 1 April lalu karena ditinggal pensiun, Wan Syamsir Yus. Wakil Gubernur Riau, Mambang Mit menilai, peristiwa ini merupakan kecelakaan dalam organisasi Pemerintahan Provinsi Riau.
Mambang Mit beralasan, Sekdaprov Riau jabatan tertinggi dalam birokrasi, karena itu tidak boleh kosong. “Secara organisatoris, itu dapat dikatakan suatu kecelakaan. Padahal tidak perlu terjadi kekosongan dalam struktur organisasi,” ungkapnya kepada Haluan Riau usai menghadiri Upacara Dirgahayu ke-63  Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan HUT ke-51, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) di Jalan Gajah Mada Pekanbaru.
Wagubri kembali menegaskan, mekanisme penunjukan Sekdaprov, kalau tidak ada definitif,  bisa dijabat oleh pelaksana tugas Sekda. “Tidak boleh kosong. Kalau tidak ada Plt, minimal harus ada pelaksana harian,” terang Mambang yang sudah berpengalaman sebagai Sekdaprov Riau dan Sekdako di Batam.
“Kalau kosong berarti itu kecelakaan.  Apalagi yang kosong adalah pimpinan birokrasi tertinggi. Harus segera ada, apakah itu Plt atau Plh,” tambahnya.
Ketika ditanya, apa saja dana yang tidak bisa dicairkan berdasarkan pengalamannya sebagai Sekda. Mambang menegaskan, Sekda itu harus ada dan kalau tidak ada pemerintahan tidak jalan dalam mekanisme organisasi.
“Itu berarti strukturnya bolong. Kalau bolong pemerintahan tidak jalan sesuai mekanisme organisasi,” tegas Mambang Mit.
Sebelumnya, Wagubri mengatakan, jika kosongnya jabatan Sekdaprov Riau. Kegiatan pembangunan fisik di lingkungan Pemprov Riau tidak dapat berjalan. Selain itu, kegiatan yang masuk dalam kegiatan langsung juga tidak dapat berjalan, seperti pengadaan barang dan jasa.
Wagubri mengungkapkan, walaupun tugas Sekda didelegasikan kepada para asisten, namun ada tugas-tugas Sekda yang tidak bisa didelegasikan kepada Asisten.
Wagubri menuturkan, semua kegiatan yang masuk dalam kegiatan langsung tidak dapat dilakukan karena tugas itu tidak dapat didelegasikan dan harus dilakukan Sekda. Umpamanya, untuk pembayaran kegiatan fisik yang kegiatan langsung lainnya seperti pengadaan barang dan jasa tidak dapat dilakukan. “Itu tidak bisa dilakukan karena Sekda selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pengguna Anggaran Gubernur,” beber Mambang.
Wagubri mengibaratkan, jabatan Sekdaprov Riau dalam Pemerintahan ibarat mesin dalam sebuah kapal. “Jadi, bagaimana kapal itu bisa jalan kalau mesinnya tidak ada dan itu perumpamaan betapa penting adanya Sekda. Saya juga sudah berpengalaman sebagai Sekdako Batam dan Pemprov Riau,”  tambah Mambang.
Sementara, mantan Sekdaprov Riau, Tengku Lukman Jaafar, mengatakan kekosongan posisi Sekdaprov Riau dalam kondisi Gubri Rusli Zainal yang jadi tersangka saat ini, tidak akan menguntungkan Gubernur Riau. Justru hal ini akan menjadi pemicu karena tersendatnya roda pemerintahan.
“Meski pun Pemilihan Gubernur Riau akan dilakukan September mendatang, Rusli ngotot Sekdaprov Riau definitif atau orangnya yang duduk, itu tetap tidak menguntungkan dia,” ujarnya.
“Dalam kondisi hanya beberapa bulan jelang Pilgubri, mau dipasang orangnya untuk duduk di kursi Sekdaprov Riau, menurut saya tetap saja tidak akan menguntungkan Rusli Zainal,” tambah Tengku Lukman Jaafar, kemarin.
Tengku Lukman mengimbau masyarakat tidak bergejolak dulu. Berharap Gubri bersikap arif dan bijaksana. “Kita wait and see dulu. Kebijaksanaan Gubernur Riau untuk menunjuk Plt Sekdaprov Riau,” imbaunya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Rusli Zainal menghindar dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan sejumlah wartawan ketika ditanya
Barangkali sikap kesatria pimpinan  orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning ini lebih ditunggu banyak pihak. Ketimbang  memberi sinyal meminjam istilah anak muda jaman sekarang, galau. Sebab, seperti lirik lagu melayu, kalau nakhoda kuranglah paham, alamatlah kapal akan tenggelam. (TIM HALUAN RIAU)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh