BENGKALIS-Memenuhi standar mutu pendidikan salah satunya dengan melengkapi sarana dan prasarana pendukung. Seperti membangun jaringan rintisan cyber education yang berbasis IT, dimana sekolah-sekolah akan terhubung ke database pendidikan online dikelola Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis. Penerapan jaringan rintisan cyber education yang secara resmi dilaunching penggunaannya oleh Wakil Bupati Bengkalis, Rabu (27/3), bertujuan bagaimana mutu pendidikan hingga level desa sama dengan mutu pendidikan yang ada di kabupaten. Program berbasis cyber education yang diterapkan Pemkab Bengkallis ini merupakan yang pertama untuk kabupaten kota se-Riau.
"Untuk menjadikan Bengkalis sebagai kota pendidikan, tentunya mutu pendidikan di level bawah harus bagus terlebih dahulu. Penerapan sistem jaringan rintisan cyber education ini merupakan upaya bagaimana mutu pendidikan di kabupaten sama dengan di desa-desa. Apa yang didapat sekolah di kabupaten juga di depan sekolah di desa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Bengkalis, H Herman Sani.
Untuk mendukung program ini, sejak tahun 2012 Pemkab Bengkalis telah membangun infrastruktur jaringan internet di empat kecamatan, Bengkalis, Bantan, Bukitbatu dan Siak Kecil. Sementara untuk tahun ini akan dibangun di Mandau, Pinggir, Rupat dan Rupat Utara.
Infrastruktur jaringan internet yang telah dibangun di Bengkalis, Bantan, Buktibatu dan Siak Kecil berupa 12 BTS dan 24 repeater, yang diharapkan sekolah-sekolah yang ada dalam radius tertentu bisa menangkap jaringan internet.
Tim Ahli Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Bondan Gunawan sepakat bahwa semua daerah di Kabupaten di Bengkalis harus memiliki mutu pendidikan yang sama. Salah satunya melalui program IT cyber education ini. Program ini dinilai efektik dibandingkan dengan pengadaan buku-buku terbaru. “Mari berjuang meningkatkan mutu pendidikan. Kita sangat apresiasi Pemkab Bengkalis memiliki visi dan misi ingin menjadi pusat pendidikan, minimal untuk Provinsi Riau bahkan Indonesia nantinya,” ujar Bondan.
Adopsi
Sementara Wakil Bupati Suayatno dalam pengarahannya sedikit menyentil tentang konsep pendidikan selama ini yang dinilai kurang tepat. Menurutnya hal ini terjadi karena kurikulum pendidikan nasional mengadopsi dari negara luar untuk diajarkan pada anak didik.
“Padahal tujuan pendidikan kita beda dengan mereka. Parahnya lagi kurikulim yang kita anggap terbaik, ternyata sudah tidak dipakai oleh negara tersebut. Ini menjadi tantangan kita ke depan bagaimana menyiapkan SDM yang andal mengingat tahun 2025 jumlah SDM produktif di negara kita sangat banyak. Mereka tentunya harus dipersiapkan secara baik agar memiliki daya saing,” tutup Wabup.

Next > |
---|