DHARMASRAYA-Mulai hari ini, Senin (22/10), Jalan Lintas Sumatera dari Sungai Rumbai sampai Kiliran Jao ditutup untuk truk bermuatan di atas 15 ton. Hal tersebut dikarenakan adanya pembangunan Jembatan Sungai Betung.
Saat ini pengerjaan sudah mulai memasang kerangka untuk dicor. Sedangkan penyangga jembatan darurat, yang mana masih bisa dilewati oleh truk bermuatan berat, mulai Minggu, kemaren, sudah dibongkar karena mengganggu pengerjaan, maka dengan dibongkarnya penyangga, maka kapasitas jembatan hanya 15 ton.
Dengan tidak bolehnya truk bermuatan berat melewati jembatan tersebut, maka pemandangan antrian panjang setiap harinya yang dilihat tidak akan ada lagi, meski sistim buka tutup masih diberlakukan, tapi dengan tidak adanya truk bermuatan berat, maka antrian akan berkurang.
Sedangkan pengalihan truk baik dari Pulau Jawa maupun menuju Pulau Jawa adalah lewat lintas timur atau Jambi-Riau. Tidak tanggung-tanggung pertambahan jarak yang bertambah, tapi hal itu tidak dapat ditawar-tawar.
Parahnya lagi, Dharmasraya sebagai penghasil tambang batubara dan CPO (crude palm oil) atau minyak kelapa sawit, umumnya berada di wilayah Sungai Rumbai. Jelas kalau harus lewat lintas timur, maka biaya akan bertambah tiga kali lipat, karena jalan alternatif yang ada tidak sesuai dengan kelas jalan negara yaitu melewati Abai Siat.
Dengan kebijakan tersebut, jelas sekali akan melumpuhkan sebahagian perekonomian yang terkait dengan arus transportasi, misalnya saja rumah makan, tempel ban, SPBU dan lain sebagainya yang terkait.
Ketua Organda Kabupaten Dharmasraya, Andrimal Malik, kepada Haluan, Minggu (21/10) mengatakan, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi apabila pengalihan jembatan tidak seperti sekarang ini, karena dengan membuat jembatan pengganti datas jembatan lama atau diatas jembatan yang akan dibangun, maka kapasitas akan kecil. Tapi kalau pihak kontraktor membuat jembatan pengganti disamping jembatan lama, maka kapasitas tidak akan terganggu dan arus transportasi juga tidak terganggu yang akhirnya juga tidak akan mengganggu perekonomian.
“Saya baru pertama kali melihat pembangunan jembatan seperti jembatan Sungai Betung, yang mana jembatan pengganti dibuat diatas jembatan lama, biasanya jembatan pengganti disamping jembatan lama,” ucap Andrimal.
Karena pengalihan lalu lintas bukan sehari dua hari, tai hitungannya sampai satu bulan lebih, hal ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat, seharusnya pemerintah tidak memikirkan satu pihak saja, yaitu pihak kontraktor saja, tapi pihak-pihak yang akan terkena imbasnya juga dipikirkan.
Sebagai Ketua Organda Dharmasraya, ia belum diberitahu. Begitu pula pihak pengusaha transportasi, karena tanpa sosialisasi, maka tidak sedikit pihak yang dirugikan dengan kebijakan pemindahan arus lalau lintas ke lintas timur ini.
Membenarkan
Kapolres Dharmasraya AKBP Khairul Azis yang ditanya Haluan lewat telpon selulernya, membenarkan bahwa mulai Senin (22/10), truk bermuatan diatas 15 ton tidak boleh lagi melewati jembatan Sungai Betung.
Dengan tegas ia mengatakan bahwa pihaknya hanya mengamankan kebijakan tersebut sesuai dengan wilayah hukumnya. Artinya di wilayah hukumnya ia akan mengamankan kebijakan tersebut dan akan sosialisasikan sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan untuk sosialisasi lebih jauh, hal itu bukan kewenanagannya.
“Tidak mungkin Polres Dharmasraya akan sosialisasi sampai ke Jambi dan Riau, karena masih ada pihak-pihak yang berwenang diatasnya seperti balai wilayah jalan nasional,” tutur Khairul Azis.
Begitu pula Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Dharmasraya, Andreas NS, ia tidak jauh berbeda dengan pihak Kepolisian, karena kebijakan itu berada di wilayah kerjanya, maka ia akan saling membantu dan bergandeng tangan dengan pihak Kepolisian.
Untuk sosialisasi katanya, ia juga akan membantu memberikan selebaran yang dibuat pihak balai wilayah jalan nasional, yang mana selebaran tersebut diberikan pada truk-truk yang lewat sebelum diberlakukannya pengalihan jalan. Sedangkan untuk sosialisasi di provinsi lain akan dilakukian oleh pihak balai, karena pihak balai membawahi tiga provinsi.(h/pep)
Next > |
---|