- Warga Sungai Ogung Kembali Heboh
TAPUNG HULU-Masyarakat Desa Sungai Ogung, Kecamatan Tapung Hulu, Sabtu (16/6) lalu kembali dihebohkan dengan adanya penemuan ribuan ikan mati di aliran Sungai Tapung. Padahal belum lama ini kasus serupa juga terjadi belum lama ini. Kejadian matinya ribuan ikan di Sungai Tapung ini dikhawatirkan akan membuat punahnya populasi ikan di di Sungai Tapung sebab tidak hanya ikan ukuran besar tapi juga ikan berukuran kecil ikut mati.
Salah seorang warga Sungai Ogung, Muslim (36) mengungkapkan, jenis ikan yang ditemukan mati di antaranya, baung, paweh, kapiek, selais, sepat dan lain lainnya. "Jumlahnya sangat banyak, dari yang kecil hingga besar banyaknya yang mati," ungkap Muslim kepada wartawan Minggu (17/6) kemarin. Dia menambahkan, kejadian ikan mati diketahui sekitar pukul 09.00 WIB. Informasi itu langsung menggegerkan warga setempat. Disebutkan, warga yang mengetahui informasi itu kemudian berbondong-bondong ke sungai sambil membawa ember dan gayung untuk bisa mengambil ikan tersebut.
Sementara warga lainnya, Suhaili mengungkapkan tumpukan ikan mati paling banyak ditemukan kurang satu kilometer dari saluran pembuangan limbah PKS PTPN V Kebun Terantang.
Namun, katanya mereka saat kejadian tidak menelusuri ikan mati sampai ke muara saluran pembuangan limbah tersebut. "Kebetulan sampai di tempat ikan mati yang paling banyak menumpuk. Memang kami tidak cek sampai ke hulu," ujarnya Minggu siang.
Suhaili mengatakan, bangkai ikan tidak ditemukan sampai di tempat pemandian warga. Di mana pada kejadian sebelumnya, justru bangkai ikan paling banyak dijumpai di tempat pemandian tersebut.
Jarak antara saluran pembuangan limbah ke tempat pemandian sekitar 2 km lebih. Menurut Suhaili, bangkai ikan tidak cepat hanyut karena debit air sungai sedang turun drastis atau dangkal sehingga kecepatan arus melemah. Lanjut Suhaili, bedanya dengan kejadian sebelumnya saat debit air besar dan otomatis arus sungai lebih kencang. Sebab kala itu, curah hujan relatif tinggi. "Yang sama dengan waktu itu (kejadian sebelumnya), sungai berbau busuk dan air sungai agak kehitam-hitaman. Berbeda dari warna normal sungai," jelasnya.
Suhaili menambahkan, atas kejadian itu telah merugikan warga setempat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan Sungai Tapung. Penghasilan nelayan berkurang. Lama-kelamaan, sebut dia, sungai tersebut tidak bisa diharapkan lagi sebagai sumber mata pencaharian. "Seperti biasa, kalau baru kejadian, tangkapan sedikit. Kami lebih pilih tidak turun menangkap ikan," pungkasnya. (hir)

Next > |
---|