RANGSANG-Sekitar 80 persen jalan poros yang ada di Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Rangsang Barat saat ini dalam kondisi rusak parah. Jalan sebagai urat nadi perekonomian itu justru menjadi faktor penghambat kemajuan usaha masyarakat.
Artinya jalan yang ada tidak mendukung untuk peningkatan kesejahteraan. Bahkan akibat kerusakan jalan tersebut membuat kemunduran bagi perkembangan desa. Masyarakat semakin sulit berkembang karena jalan tidak memberikan akses kemudahan bagi apapun usaha yang akan dibangun masyarakat.
"Jangankan untuk membangun usaha ekonomi, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja sulit diwujudkan. Katakanlah untuk membangun rumah permanen misalnya sangat sulit dilakukan. Karena untuk membawa bahan material bangunan seperti batu pasir dan besi harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Semua itu karena kondisi jalan yang masih belum memberikan kemudahan transportasi, “ungkap Camat Rangsang Barat Joko Surianto Selamat, bersama Camat Rangsang Janevi Meza kepada Haluan Riau, di sela-sela mendampingi Bupati Irwan Nasir dalam kunjungan kerjanya di Kecamatan Rangsang baru-baru ini. Joko mengatakan, jika saja kondisi jalan poros di Rangsang Barat dan Rangsang kerusakannya mungkin hanya sekira 40% dipastikan kemajuan masyarakat jauh lebih meningkat. Coba dibayangkan terutama jika turun hujan sedikit saja, jangankan membawa hasil tani yang akan dijual ke pasar, jalan kaki bawa sandal jepit saja bukan main sulit. Jadi jangan heran harga komoditi hasil pertanian di pulau Rangsang ini senantiasa dihargai murah oleh para tauke.
Setinggi apapun harga kelapa misalnya atau harga buah pinang, namun harga yang tinggi itu hanya akan dinikmati para tengkulak. Tengkulak ini juga menjadi kerusakan jalan sebagai alasan untuk menurunkan harga komoditas hasil pertanian dan perkebunan masyarakat,”terang Joko.
Penghambat Utama
Hal yang sama disampaikan Camat Rangsang, Janevi Meza menyebutkan, kondisi jalan yang lebih banyak rusak di kecamatan tersebut, salah satu penghambat utama majunya Kecamatan Rangsang. Berbagai kegiatan masyarakat dan rencana pembangunan terpaksa terhenti karena kondisi jalan yang rusak parah itu.
Kerusakan jalan poros tersebut turut diperburuk oleh rendaman air laut yang masuk hingga ke pemukiman warga. Sebab umumnya jalan poros antar desa terletak hanya beberapa puluh meter saja dari pantai. Sehingga kondisi jalan tersebut tidak bertahan lama karena secara berkala direndam air asin. Bangunan jalan yang terendam air asin akan merusak dengan segera kekuatan konstruksi jalan itu. Hal ini mengakibatkan semakin mudahnya kerusakan jalan poros tersebut.
Selain harus membangun badan jalan yang lebih tinggi dari yang sekarang ini, konsep pembangunan atau master plan pembangunan Kecamatan Rangsang juga harus membangun tanggul dan pintu klep secara terintegrasi. Sehingga intrusi air laut ke pedalaman atau pemukiman warga bisa dikendalikan. Tanpa konsep penyertaan pembangunan tanggul dan pintu klep air untuk mengendalikan arus pasang atau banjir rob maka pembagunan di Rangsang tidak akan berhasil,”tambahnya.(jos)

Next > |
---|