Haluan Riau

Monday, Feb 11th

Last update08:11:54 PM GMT

You are here: DAERAH DUMAI Pemilik Pangkalan Gas Datangi SPPBE

Pemilik Pangkalan Gas Datangi SPPBE

RENGAT-Sejumlah pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg mendatangi Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji, PT Awal Bros Bumi Pusaka di Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat, Senin (4/2).
Kedatangan mereka untuk menyampaikan keluhan terkait adanya agen baru, yakni PT Salam Asagas Utama yang langsung mendistribusikan elpiji 3 kg ke pengecer tanpa melalui pangkalan. Akibatnya, pemilik pangkalan merasa dirugikan karena perusahaan tersebut menjual elpiji 3 kg lebih murah dari yang dijual pangkalan ke pengecer. Padahal sesuai ketentuan, agen tidak dibenarkan langsung mendistribusikan gas elpiji 3 kg ke pengecer.
“Kami minta SPPBE menyampaikan kepada Pertamina agar tidak ada lagi agen gas elpiji 3 kg di Inhu. Sebab, dengan dua agen saja sudah cukup. Selain itu, pihak PT Salam Asagas Utama langsung menjual elpiji 3 kg ke pengecer dengan harga Rp14.000, ini sama dengan membunuh usaha kami,” tegas pemilik pangkalan gas Patriot Lirik, Supri didampingi pemilik pangkalan, Naren Elpiji, Nizar, Senin (4/2).
Diungkapkan Supri, di Inhu sudah ada dua agen, yakni PT Citra Cahaya Gasindo (CCG) yang memiliki 28 pangkalan dan CV Belilas Permai yang memiliki 73 pangkalan.
Masing-masing pemilk pangkalan menjual gas elpiji 3 kg ke pengecer Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per tabung. Harga jual tersebut lebih tinggi karena pemilik pangkalan harus mengambil dari agen dengan harga Rp13.300 per tabungnya.
“Tapi kalau agen yang langsung jual ke pengecer wajar saja, bisa harganya Rp14.000. Karena agen mengambil dari Pertamina Rp11.600 per tabungnya. Sesuai aturan, agen tidak boleh jual langsung ke pengecer,” ungkapnya.
Kemudian, Syafruddin, pemilik pangkalan Abdel Gas di Kampung Besar Seberang, Kecamatan Rengat. Dia minta PT Salam Asagas Utama tidak menganggu wilayah yang sudah ada pangkalannya.
Dia mengungkapkan, sejak PT Salam Asagas Utama menjual gas elpiji 3 kg langsung ke pengecer, penghasilannya sebagai pemilik pangkalan berkurang. "Biasanya dalam dua hari bisa terjual 150 tabung, sekarang hanya 80 tabung," katanya.
Sementara itu, Supervisor SPPBE PT Awal Bros Bumi Pusako, Winarno mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki kewewenang untuk membatasi keberadaan agen baru atau menolak mengisi tabung gas permintaan agen PT Salam Asagas Utama. Sebab, izin agen merupakan kewenangan Pertamina.
Winarno mengungkapkan, PT Salam Asagas Utama mulai beroperasi sejak Januari 2013 lalu. Sejauh ini, mereka baru dua kali menebus loading order atau sekitar 1.120 tabung. Pihak SPPBE mengaku tidak bisa menolak LO karena penembusannya langsung dilakukan ke Pertamina dan akan masuk dalam sistem online.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Inhu, Illyanto mengatakan, pihaknya sudah memanggil PT Salam Asagas Utama dan meminta agar distribusi gas elpiji harus dilakukan melalui pangkalan.
“Kita tidak bisa membatasi agen. Namun pihak perusahaan sudah akan melakukan distribusi dengan melibatkan pangkalan di Inhu. Soal pembagian wilayah, saat satu agen dulu, sudah kita bagi. Saat ini sudah ada tiga agen dan belum ada pembagian wilayah,” tegasnya. (eka)

AddThis Social Bookmark Button

Add comment


Security code
Refresh